Pembaca di Pekanbaru beberapa hari terakhir ramai membicarakan sosok "Bu Nandira", penjaga toko yang dikabarkan menekan tombol spin di Sweet Bonanza secara iseng dengan modal Rp 52 ribu dan berujung ke hasil Rp 361 juta. Cerita ini beredar dari unggahan anonim dan tangkapan layar yang menyebar dari satu grup percakapan ke grup lain.
Saat ditelusuri, kisah serupa-dengan nama tokoh dan nominal yang berbeda-sering muncul di halaman promosi yang tidak jelas kredibilitasnya. Di antara yang terpindai, ada laman yang menampilkan narasi "penjaga toko di Pekanbaru" dengan nominal Rp 368 juta, namun tidak disertai bukti, rujukan media, maupun identitas yang dapat diverifikasi. Halaman-halaman seperti ini lebih menyerupai advertorial otomatis ketimbang laporan jurnalistik.
Narasi yang beredar menempatkan "Bu Nandira" sebagai figur sehari-hari yang sedang berjaga di toko saat jam lengang. Cerita lalu menyebut tombol spin ditekan dan hasil besar muncul mendadak. Detail waktunya kabur, tidak ada dokumentasi yang bisa dicek silang, dan tidak ditemukan pernyataan dari pihak ketiga yang independen.
Perlu dicatat, motif penyebaran kisah seperti ini lazimnya adalah menggugah rasa penasaran. Ada pula jejak potongan kalimat bertema kemenangan Sweet Bonanza yang muncul di situs-situs tidak relevan-indikasi kuat konten disisipkan untuk tujuan promosi, bukan peliputan. Ini menguatkan alasan untuk menjaga jarak kritis saat membacanya.
Sweet Bonanza sendiri adalah game bertema permen dengan bidang 6×5 dan mekanik "bayar di mana saja". Simbol yang jatuh dapat memicu efek beruntun (tumble), sementara ada fitur putaran bonus dengan pengali yang membuat nilai kemenangan dapat melonjak jika kondisi terpenuhi. Deskripsi resmi tersebut tersedia di halaman pengembangnya.
Dalam bingkai mekanik itu, peluang hasil besar memang ada, tetapi tidak hadir secara konstan. Mekanik berbasis keberuntungan membuat hasil setiap putaran berdiri sendiri, sehingga klaim hasil luar biasa tetap perlu ditimbang dengan skeptis, apalagi jika sumbernya tidak jelas.
Mengapa kisah seperti ini cepat merebak? Pertama, tokoh yang digambarkan dekat dengan keseharian-"penjaga toko"-membuat cerita terasa mungkin. Kedua, angka nominal yang spesifik (Rp 52 ribu menjadi Rp 361 juta) menempel kuat di ingatan. Ketiga, format tangkapan layar mudah direplikasi dan sulit diverifikasi oleh pembaca awam.
Penelusuran cepat tidak menemukan liputan dari media arus utama ataupun pernyataan resmi yang dapat mengonfirmasi identitas tokoh, waktu kejadian, dan bukti transaksi. Yang muncul justru halaman-halaman dengan pola narasi serupa di domain acak yang mengindikasikan promosi terselubung. Karena itu, wajar bila publik mempertanyakan keotentikan klaim tersebut.
Dari sudut pandang literasi digital, cerita "klik spin lalu langsung berbuah besar" mengandung jebakan bias kognitif: keberuntungan yang kebetulan terjadi (atau diklaim terjadi) sering terdengar lebih menarik daripada kenyataan statistik yang cenderung tidak memihak. Di ruang publik yang serbacepat, narasi dramatis seperti ini melaju lebih kencang dibanding klarifikasi.
Apakah Sweet Bonanza memungkinkan hasil besar? Secara desain, fitur putaran bonus dan pengali memang dapat menghasilkan lonjakan nilai-itu fakta pada deskripsi resminya. Namun tanpa verifikasi independen, klaim yang mengatasnamakan "Bu Nandira" tak bisa diperlakukan sebagai berita yang sahih. Sikap paling sehat: menikmati bacaan, memeriksa sumber, dan menahan diri dari keputusan impulsif berbasis cerita yang belum terbukti.